Kamis, 05 Mei 2011

Chapter 7. The Gift of Honor

Setelah beberapa saat kemudian, dia mulai mencium bau obat – obatan yg cukup menyengat di hidungnya. Begitu membuka mata, Davion melihat disekelilingnya terlihat seperti ruang medis. Dan pandangannya mulai teralihkan oleh sosok yg sedang berada di sebelahnya.

“oh, kamu sudah sadar ya ?”

“siapa kau ?”tanya Davion

“namaku adalah Chen, disini aku bertugas merawat para prajurit SENTINEL yang terluka. Dan sepertinya kau adalah hero baru yang dibawa oleh Furion benarkan ?”

“ya namaku Davion. Dan terima kasih sudah merawatku”kata Davion

“jangan berterima kasih padaku nak. Berterima kasihlah pada Alleria, dia menemukanmu ketika kau pingsan dan kau juga harus banyak istirahat agar kondisi mu membaik”jelas Chen

“baik Chen, aku akan menuruti nasehatmu. Lagi pula aku memang agak sedikit lelah setelah pertarungan tadi”kata Davion sambil merenung kejadian tadi.

“yah, kalau begitu aku akan tinggalkan kau sendirian, beristirahatlah kau sangat membutuhkanya” kata Chen sambil meninggalkan Davion sedirian.

Dua hari telah berlalu, kini Davion sedang berlatih tanding dengan Sven di lapangan. Lalu datanglah Furion bersama istrinya Mirana NightShade.

“selamat pagi, para prajurit yg berani” salam Furion

“pagi Furion, Mirana” jawab mereka berdua. Mirana menjawab dengan anggukan saja.

“Davion bagaimana dengan keadaanmu ?”

“yah, aku baik - baik saja setelah beristirahat beberapa hari yg lalu”

“bagus, sekarang kalian berdua akan aku beri misi” kata Furion

“apa pun itu kami siap” jawab Davion dan Sven dengan mantap

“baiklah misi kalian adalah berpatroli di sekitar line bawah, karena para pengintai melihat sekelompok Undead sedang menuju kesana. Jadi kalian harus bisa mempertahankan Line tersebut. Apa ada yg kurang jelas ?” jelas Furion

“siapa yg memimpin serangan itu ?” tanya Sven

“kalau tidak salah, namanya Kael Suntrides” jawab Furion

“kau bilang Kael Suntrides ?”tanya Davion dengan sedikit terkejut

“ya, memangnya kenapa Davion ?”

“ya ada apa Davion ?” tanya Mirana

“dia dulu adalah Komandan ku....”jawab Davion dengan kepala tertunduk

“apa yang terjadi sebenarnya Davion ?”tanya Sven yg agak penasaran

“ketika Qual-Thalas diserang Undead. Dia sudah berusaha meminta bantuan kepada bangsa Human, Night Elf dan, Orc. Tapi tidak ada yg datang membantunya, sejak itu beliau dendam dengan pasukan aliansi yg disebut dengan SENTINEL karena dia merasa kalau bangsa Blood Elf tidak dianggap. Karena itu dia bergabung dengan SCOURGE demi membalaskan dendamnya” jelas Davion tentang cerita masa lalu Kael.

“tapi bukankah Lina Inverse dan Nortrom itu Blood Elf ?”tanya Furion dengan penasaran

“ya awalnya juga aku terkejut mereka ada disini, tapi sepertinya mereka kabur dari Kael karena tidak suka dengan para Scourge itu”

“hmm i see, jika memang dia memiliki sisi baik mungkin kita bisa menyadarkanya...”pikir Furion

“tapi bukan kah akan menjadi bahaya besar jika dia ada disini” kata Mirana dengan cemas.

“tenang sayangku, jika yg dikatakan Davion itu benar. Maka masih ada harapan untuk merekrut prajurit baru untuk melindungi World Tree ini”

“aku harap juga begitu”

“nah Davion aku ingin memberikanmu ini, sebagai hadiah karena kau berhasil mengalahkan Doombringer”

Lalu Furion mengeluarkan sebuah perisai yg cukup unik bagi Davion.

“apa itu Furion ?”

“ini adalah Vanguard. Perisai ini milik para Ksatria Gul’dan. Perisai ini akan milindungi siapa pun pemiliknya dan menyembuhkan luka mereka selama berada di bawah lindungannya. Terimalah hadiah ini”kata Furion menyerahkan Vanguard.

“terima kasih Furion”

“sama – sama, dan Mirana kau tidak lupa membawanyakan ?”

“tentu saja tidak sayangku”

Lalu dari tas punggung Mirana keluarlah sebuah kapak yg cukup besar dan agak berkilau.

“terimalah ini Sven, kurasa kau sangat membutuhkanya”

“Wow, BattleFury !!! sudah lama aku menginginkannya. Terima kasih Furion, sekarang akan aku tempa pedang besarku dengan BattleFury agar kekuatanya bisa menyamai pedangmu itu”kata Sven dengan bersemangat.

“nah kalian bersiap – siaplah dulu kami berdua akan pergi ke Tavern untuk mencari penjaga Tower di Line tengah dan atas”

Furion dan Mirana langsung pergi dengan menggunakan skill teleport milik Furion. Sedangkan Sven pergi ke tukang Pandai Besi untuk menempa pedangnya dengan BattleFury. Dan Davion pergi ke kamarnya untuk mempersiapkan dirinya. Lalu Lina Inverse datang ke kamarnya.

Tok.... tok...... “Davion apa kau di dalam ?” tanya Lina

“ya, masuklah”

Lalu Lina masuk kedalam kamar Davion, sedangkan sang pemilik kamar sedang mempersiapkan dirinya.

“ada apa Lina ?”

“begini, hm..... aku hanya datang untuk......”

“untuk apa ?”tanya Davion yg bingung melihat tingkah laku Lina

“untuk ini....”
Langsung saja Lina mencium pipi Davion. Dan wajah Davion langsung memerah dan terkejut setelah menerima ciuman dari Lina.

“Lina.... apa yg kau lakukan ?”

“itu sebagai hadiah terima kasihku, karena sudah menyelamatkanku”kata Lina dan langsung meninggalkan Davion yg masih kebingungan.

“jarang sekali aku mendapat hadiah dari orang lain”kata Davion sambil memegang pipinya yg dicium Lina. Setelah selesai berkemas Davion langsung menemui Sven yg sedang berada di Acient Protector lvl 3 di Line bawah.

“hei.... kenapa lama sekali ?”

“ah....., maaf aku tadi sedang mengemas barang – barangku”

“hei..., apa itu ?”sambil menunjuk pipi Davion

“ah....., ini.... er....”jawab Davion gelgapan

“hahahahaha, ternyata kamu dapat ‘hadiah’ dari seseorang ya ?”

“ah sudahlah, lebih baik kita cepat berangkat !”jawab Davion dengan mukanya yg menjadi merah karena digoda Sven. Dan mereka pun langsung berangkat ke Acient Protector lvl 1 line bawah.