Selasa, 11 Oktober 2011

Chapter 9. The Orb, The Girl, and The...........

Keesokan harinya matahari telah terbit dan menerangi kamar Davion. Secara perlahan dia membuka matanya dan dilihatnya ada seorang gadis sedang tidur disampingnya. Kemudian dia menutup matanya lagi, ketika membuka matanya lagi dia langsung terkejut dan terjatuh dari kasur.

“Waaaaaaaaaa.............”teriak Davion yg membuat semua penghuni Tavern ke kamarnya.

“ada apa Davion ?”tanya Purist yang masih mengenakan piyamanya bersama Hero lainnya.

“i....itu......”kata Davion terbata – bata sambil menunjuk kasurnya.

Ketika semua menoleh ke arah kasur, mereka terkejut bukan mainnya.

“Astaga Davion, apa yang kau lakukan pada gadis itu !?”tanya Purist

“aku gak ngelakuin apa – apa kok, sumpah “kata Davion

“Wow Davion ternyata kau hebat juga, baru beberapa hari disini kau sudah bisa bawa cewek”kata Rikimaru

“aku gak tahu sejak kapan dia ada di sebelahku”jelas Davion

Tiba – tiba gadis itu bangun dan melihat sekelilingnya

“.........”

“e...... se......selamat pagi......”sapa Davion bersama hero cowok lainnya

“KYAAAAA!!!!!. Breathe Fire !!!!”

Langsung saja gadis tersebut mengcast skillnya yg mirip dengan Davion dan hampir membakar semua orang termasuk Davion.

“Wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.............”

Beberapa saat kemudian.

“hehehe.........., maaf aku gak sengaja, habis kalian bikin kaget” kata gadis itu.

“ya gak apa – apa kok, kami mengerti”kata Davion bersama hero lainnya dengan badan dan wajah yang gosong akibat disembur gadis itu.

“hm...., bwt kau siapa ?”tanya Purist

“berapa umurmu ?”tanya Sven

“dan apa kau mau berkencan denganku ?” tanya Rikimaru
Plang !!!!!, suara kepala Rikimaru yang dipukul dengan perisai oleh Davion.

“itu pertanyaanku idiot”

“hei santai saja, baiklah namaku Exort, The Guardian of Phoneix soul, ngomong – ngomong apa kalian lihat saudari – saudariku ?, apa Kael tidak menceritakanya pada kalian ?”tanya gadis yang bernama Exort tersebut. Semuanya langsung saling memandang dengan wajah bingung.

Sementara itu di markas Scourge

“ah, bagaimana ini.........”kata Kael sambil jalan mondar – mandir.

“kenapa kau sangat mencemaskan Orb itu Kael ?, kau kan masih punya dua Orb. Jadi santai lah”kata Isf’Kafel sambil menyeruput bir yang berwarna merah darah.

“kau tidak mengerti Isf’Kafel !, itu sangat berharga bagiku”kata Kael sedikit membentak.

“sepenting itukah Orb itu bagimu ?”kata Isf’Kafel menatap tajam Kael.

“ya, sangat penting. Karena ada sesuatu yg kau tidak ketahui tentang ketiga Orb ini Isf’Kafel”

“lalu apa rencanamu ?”

“tentu saja akan aku rebut kembali Exort meski nyawa taruhannya”kata Kael dengan mantap, namun ada sosok dari arah belakang mereka yang terlihat sedang mengawasi mereka.

Kembali ke markas Sentinel

Semua hero sedang berkumpul di sekitar World Tree seperti sedang mengadakan pertemuan. Dan pertemuan itu dipimpin oleh Furion sang Prophet.

“nah gadis muda ceritakan siapa kau dan semua masa lalumu”kata sang Druid dengan bijak.
“terima kasih Druid yang agung. Aku adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Kami lahir kembar tiga, aku Exort lalu dua saudariku Quas dan Wex. Orang tua kami sangat miskin jadi sejak lahir kami dititipkan di panti asuhan. Waktu terus berlalu dan ketika dewasa, kami baru menyadari kalau kami memiliki kekuatan untuk mengendalikan sihir. Aku mengendalikan Api lalu Quas mengendalikan Es, dan Wex mengendalikan listrik. Kami pun terus melatih diri kami dan akhirnya kami menjadi penyihir terhebat di daerah kami. Suatu hari negara tetangga mendeklarasikan perang terhadap kerajaan kami. Kami bertiga dikirim untuk menjaga kerajaan kami. Awalnya sang raja ragu namun dia percaya pada kami. Kami pun bertempur melawan sejumlah batalion pasukan musuh, namun kami menang dan akhirnya kerajaan kami menang. Tapi tubuh kami mengalami radiasi akibat kekuatan yang kami keluarkan. Akhirnya kami dijauhi oleh orang – orang, kami pun meminta bantuan sang raja. Tapi sang raja malah mengusir kami dari kerajaan, namun berkat kebaikan sang ratu. Beliau menyarankan kami ke Dalaran untuk menemui seorang penyihir terhebat, tapi aku lupa siapa namanya. Cerita pun berlanjut saat kami berada di Dalaran dia meminta kami agar kami di kurung dalam sebuah Orb untuk mejaga agar radiasi dari tubuh kami tidak melukai orang sekitar. Kami pun setuju dan dia berjanji akan melepaskan kami jika efek radiasi kami sudah hilang, namun (mulai menangis) kami tidak pernah dilepaskan bahkan kami dijadikan senjata oleh mereka”kata Exort dengan sedih

“ah...., aku tahu kalau tidak salah ketika perang Magi ke II dan III”kata Nortom

“ya, boleh aku lanjutkan ?”tanya Exort

“tentu”kata Davion

“lalu akhirnya kami di kurung dalam sebuah ruangan selama bertahun – tahun. Wex, sejak lahir dia bisu namun, dia memiliki cara berkomunikasi dengan telepati. Dia juga bisa membaca pikiran orang, tapi tidak semuanya. Dia berusaha mencari orang yang bisa mendengarnya dan ketika Dalaran hancur, dia akhirnya bisa mencari orangnya. Dan orang itu adalah Kael’thas Suntrides. Dia bisa mendengar suara Wex dan dia bersedia melepaskan kami. Namun semua kekuatan sihirnya tidak bisa melepas segel kami. Di tengah keputusasaan munculah seorang Prophet, dan dia berkata kami akan lepas jika disentuh oleh Half – Dragonic. Dan Kael pun mengembara bersama kami untuk mencari Half – Dragonic itu. Awalnya aku tidak percaya kalau Davion adalah Half – Dragonic. Tapi ketika bertarung dengan Kael, kau berubah menjadi naga. Dan itu bukan naga biasa, kau berubah menjadi Arc Honist, sang dewa para naga”jelas Exort

“apa yang kukatakan itu benar kan ! kalian saja tidak percaya”kata Sven pada Purist dan Rylai

“apa itu benar Davion ?”tanya Furion

“ya, itu benar”kata Davion tertunduk lesu

“akhirnya setelah sekian tahun, kau kembali untuk melakukan perang yang telah lama kau tinggalkan”kata Furion bangkit dari tempat duduknya.

“apa yang kau bicarakan Furion ?”tanya Davion dengan wajah bingung bersama hero lainnya

“kami mendapat ramalan bahwa akan ada orang yang merupakan reinkarnasi dari sang Dewa naga dan akan kembali untuk membantu kami dalam perang ini. Awalnya kami ragu jika ramalan itu akan terjadi, tapi takdir berkata lain kini dia kembali dan bersama kami disini”kata Mirana menjelaskan perkataan Furion.

“nah Davion, er...maksudku Arc Honist dengarkan lah tugas yang akan..........”

“maaf, aku tidak kenal dengan namanya Arc Honist. Tapi selama disini aku adalah Knight Davion, dan bukan Arc Honist”tegas Davion kepada Sang Druid agung.

“baiklah, Knight Davion, The Dragon Knight. Tugasmu adalah menjaga nona Exort dan temukan Kael beserta dua Orb yang dibawanya. Apa aku sanggup menerima tugas ini ?”

“aku sanggup, My Lord”jawab Davion dengan membungkuk didepan Furion.

“baik, pertemuan akan aku bubarkan, terima kasih atas kehadirannya”kata Furion yang pergi bersama Mirana dengan skill teleport miliknya. Semua orang disana kembali ke perkerjaannya masing – masing. Purist langsung menghapiri Davion dan Exort bersama Rikimaru, Sven, Lina dan Rylai.

“hei dewa naga”sapa Purist

“huh, sudah ku bilang jangan panggil aku begitu”jawab Davion dengan ketus.

“hahahaha............, santai saja. hei mari kita pergi ke Tavern milik Mangix. Dia memiliki Tavern terlengkap yang ada”ajak Sven

“ide bagus, lagi pula aku agak sedikit lapar”kata Rikimaru

“hei, Exort malam ini kau tidur ditempat ku saja bersama Rylai”kata Lina

“hmm, boleh juga, kebetulan aku ingin berkenalan dengan yang lainnya”kata Exort dengan gembira

“kau tidak keberatankan Rylai ?”tanya Lina

“tentu tidak, lagi pula aku takut jika terjadi apa – apa sama Exort, dia kan masih baru. Dia belum tahu semua sifat orang – orang disini apalagi Gondar dan Riki. Mereka berdua kan sifatnya mesum >.<”kata Rylai

“hei, aku tidak seperti itu kok!!!”teriak Rikimaru”lagi pula aku gak akan macem – macem dengan gadis cantik seperti Exort”kata Rikimaru

“hah, kau ini. Bohongnya keliatan banget tuh”kata Davion

Rikimaru langsung salting setelah mendengar kata Davion dan semua orang disana tertawa melihat tingkah laku Rikimaru.

Sementara itu ditengah hutan Ashenville........

“tenang Exort........ hah........., aku akan datang”

Kamis, 14 Juli 2011

Chapter 8. Battle Of Bottom Line

Dalam perjalanan menuju Acient Protector lvl 1 line bawah. Sven dan Davion bercakap – cakap tentang perang Acient ini.

“hei Sven, menurutmu apa perang akan berakhir setelah kita mengalahkan Lich king ?”

“entalah Davion, menurutmu bagaimana ?”

“aku sendiri juga tidak tahu, tapi jika memang suatu saat nanti perang akan berakhir. Aku ingin hidup tenang di desa yg cukup indah dan memiliki sebuah pertanian kecil. Bagaimana dengan kau ?”

“mungkin aku akan menjadi penjaga hutan, mengingat banyak hewan buas yg masih berbahaya dan lagi pula aku hidup demi bertarung dengan musuh yg kuat. hhahahaa”

Dan mereka berdua pun tertawa. Tak terasa mereka sudah sampai di Tower lvl 1 Line Bawah. Keadaannya sama persis dengan Line yg lain, namun ada yg membuatnya line ini special. Di sebelah kanannya terdapat ‘Goblin Shop’, toko ini hampir sama dengan yg ada di markas, namun tidak selengkap di markas.

“hmm, sunyi sekali disini....”kata Sven melihat situasi

“tetaplah waspada Sven, kita tidak tahu apa yg akan terjadi”kata Davion memperingati Sven. Begitu Davion melihat ke arah langit dia melihat sesuatu yg datang.

“hmm......., aku penasaran benda apa itu ?”
“ada apa Davion ?”tanya Sven. “coba kau lihat ke atas” tunjuk Davion ke arah benda asing tersebut. “itu seperti..........METEOR !!!!!!!”teriak mereka berdua. Dengan cepat benda itu langsung menghantam mereka beserta para treant. “ukh......., Davion apa kau tidak apa – apa ?” tanya Sven. “ya aku tidak apa – apa, uuhk...., ukhhh”jawab Davion dengan sedikit terbatuk – batuk akibat debu dari meteor tersebut.

“wah, wah sepertinya aku agak sedikit meleset”kata seseorang dengan jubah seorang pangeran

“tapi setidaknya kau berhasil menghacurkan para treant mereka”balas draine di sebelahnya

“sial......, Davion segera bersiap !. kita kedatangan tamu”kata Sven sambil mersiapkan dirinya. Begitu Davion bangun dan dia melihat siapa yang dimaksud ‘tamu’ tersebut.

“ah....., Kael’thas Suntrider !?”

“wah, wah ternyata kau Davion, tidak kusangka kita akan bertemu lagi”jawab Kael

“jadi dia yang mengalahkan Doom sendirian ?, ternyata dia hebat juga ya. Dan aku berterima kasih padamu karena telah membunuhnya, karena aku sangat membencinya”kata draine itu.

“ya dan kau akan bertemu dengannya di neraka !!!”kata Davion sambil mengacungkan pedangnya

“kalau begitu ayo kita mulai Davion !, terima ini Strom Bolt !!!”

Sebuah palu bermuatan listrik langsung melayang ke arah Kael dan draine itu. Namun tiba – tiba muncul lah sebuah tembok es yg cukup tinggi dan membekukan palu Sven.

“jangan terburu – buru begitu, mari kita mulai Isf’kafel”

“baik Kael, Ion Shell !!!. nah akulah lawan kalian Vacumm !!!”

Langsung saja begitu Isf’kafel mengcast spell. Tubuh Davion dan Sven langsung tertarik ke arah Isf’Kafel. Karena pengaruh Ion shell Hp milik Davion dan Sven berkurang cukup drastis, tapi Davion yg menggunakan Vanguard dapat mencegah hal tersebut. Lalu Sven mengaktifkan skill Warchinya untuk mendapatkan tambahan kecepatan serang. Sedangkan Davion langsung mengstun Isf’Kafel lalu mengaktifkan Armmelt, dan menghajar Isf’Kafel bersama Sven. Melihat temannya diserang Kael langsung mengcast skillnya yg cukup kuat yaitu ‘Sun Strike’. Davion dan Sven kena telak namun Isf’Kafel juga mengalami luka yang cukup parah akibat diserang oleh dua hero sekaligus. Apalagi Sven telah menggunakan BattleFury yang membuat serangannya menjadi lebih sakit dari biasanya.

“argh..... tak ku sangka mereka cukup kuat juga”erang Isf’Kafel sambil menahan sakitnya

“ugh....., sial spellnya sakit juga, Davion bagaimana keadaanmu ?”

“aku tidak apa – apa, tapi kita harus bisa mengalahkan mereka. Terutama Kael dia adalah kunci kemenangan kita”

“jadi apa kau siap Davion ?, aku akan mengalihkan perhatiannya”kata Sven sambil bersiap – siap melempar Strom Bolt ke arah Kael.

“majulah jika kau berani Davion” ejek Kael

“siap ?, sekarang !!!”

Sven langsung melempar palunya ke arah Kael. Davion pun langsung menerjang Kael, namun dihadang oleh Isf’Kafel. Tapi Davion langsung mengaktifkan Phase Boot dan berlari menembus Isf”Kafel. Kael pun terkena stun dan Davion pun langsung mengayunkan pedangnya ke Kael. Tapi tiba – tiba saja ada sosok yg menahan serangan Davion. Dan sosok tersebut sangat mirip dengan Davion. Davion sendiri terkejut ketika melihat sosok tersebut.

“tidak mungkin !!!”

“kenapa, terkejut ?. kau salah jika kau bisa menyerangku terima ini Deafing Wave !!!”

“hahahahahaa......, untung saja aku memasang ‘Wall Of Replica’” kata Isf’Kafel dengan bangga dan bayangan Davion pun langsung menghilang

Davion langsung terdorong oleh gelombang yang cukup kuat hingga dia terpental sampai ke tower dan mulai batuk darah.

“Davion !!!”teriak Sven

“jangan lengah pada musuhmu, jagoan !!!”

Sven pun kena pukulah Isf’Kafel di bagian perut. Dan mengerang kesakitan.

“huh, kau sama saja seperti dulu Davion, kau lemah kau tak akan pernah bisa menyaingi aku !!!”

Dengan perlahan Davion bangkit dan langsung berkata.

“mungkin memang benar dulu aku lemah. Tapi kini AKU SUDAH BUKAN YANG DULU LAGI !!! ELDER DRAGON FORM !!!!!!”

Tubuh Davion perlahan – lahan berubah menjadi naga biru yg sangat kuat. Sven , Isf’Kafel , dan Kael pun terkejut melihat hal tersebut, Davion yang sudah menjadi naga akhirnya melepaskan amarahnya. Dia langsung melepaskan bola es dari mulutnya dan mulai menyerang Isf”Kafel dan Kael sendirian. Bola es tersebut langsung pecah dan menyebar ke seluruh area disekitar Kael dan Isf’Kafel. Kael dan Isf’Kafel mulai kewalahan menghadapi Davion, sedangkan Sven juga mengeluarkan ultinya.

“God Of War !!!, Give Me Your Strength !!!

Tubuh Sven langsung berubah menjadi merah dan melempar palunya untuk terakhir kalinya. Dan kini palunya berhasil mengenai Kael dan Isf’Kafel. Lalu dia menyerang Isf’Kafel yang masih terkena stun. Sedangkan Davion menghajar Kael. Davion akhirnya kembali ke bentuk manusianya dan melakukan serangan terakhir pada Kael.

“pergi lah ke neraka !!!!”teriak Davion

Tiba – tiba terdengar suara.

TRAAANG !!!!!!!!

Serangan Davion malah mengenai Orb milik Kael yang berwarna merah.

“Tidak !!!! Exort !!!!. kurang ajar !!!!”

Kael mengcast skill EMP dan menghasilkan gelombang listrik yang cukup besar. Begitu gelombang itu meledak Davion bersama Exort langsung terpental ke arah Sven dan menubruk Sven hingga pingsan.

“oh tidak. Exort !!! kata Kael sambil berlari ke arah Davion. Namun Isf’kafel menghentikannya.

“jangan Kael !, sebaiknya kita mundur dulu”peringat Isf’Kafel.

“tapi aku tidak bisa pergi tanpa Exort”

“kita harus memikirkan keselamatan kita dulu !”bentak Isf’Kafel.

“tapi...., baiklah aku turuti perintahmu”kata Kael dengan agak sedikit kesal.

Mereka berdua langsung mengaktifkan TP(Town Portal) dan pergi dari sana. Sementara itu Davion dan Sven bangkit setelah mereka pergi.

“ugh......, apa itu barusan ?”kata Davion sambil memegangi kepalanya

“entahlah aku juga tidak tahu, hei apa ini ?”

“kalau tidak salah ini Orb milik Kael, Exort”kata Davion sambil memungut Orb tersebut dan menonaktifkan Armmeltnya.

“sebaiknya kita kembali juga ke markas untuk memulihkan luka kita” kata Sven

“yah. Dan sepertinya daerah ini sudah aman, hei kau bawa TP ?”

“ya, tapi mana ku tidak cukup”

“hah......., aku juga. Sebaiknya kita jalan kaki saja”kata Davion

Mereka berdua akhirnya pulang dengan jalan kaki setelah pertarungan yg cukup melelahkan. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Purist dan Rylai.

“Sven , Davion apa kailan baik – baik saja ?”tanya purist

“kami baik – baik saja. dan sedang apa kalian kalian kemari ?”tanya Davion

“kami di kirim oleh Furion untuk membantu kalian”jelas Rylai

“ah...., kalian terlambat. Oh iya kalian tidak tahu ya kalau Davion bisa berubah menjadi seekor naga”kata Sven menjelaskan pertempuran tadi. Purist dan Rylai tertawa medengar perkataan itu.

“hahahahaha............, Sven kau ini lucu. Davion kan manusia mana bisa berubah jadi naga”kata Rylai

“tapi itu sungguhan bukan gurauan. Tanya saja sama dia sendiri”kata Sven dengan kesal karena ditertawakan teman – temannya.

“apa itu benar Davion ?”tanya Purist

“ah, aku tidak mau membicarakannya. Aku pulang dulu, aku capek”kata Davion dengan enteng dan meninggalkan Sven bersama Purist dan Rylai dengan wajah bingung melihat tingkah lakunya.
Begitu sampai di Tavern Davion langsung ke kamarnya dan langsung melepaskan armornya. Setelah melepas armornya dia langsung merebahkan badannya di kasur. Lalu dia teringat dengan Orb milik Kael, dia merogoh sakunya dan memandangi Exort.

“hmm, kalau aku jual kira – kira harganya berapa ya ?”pikirnya sambil memandangi Exort.

Ketika sedang memandangi Exort. Terlihat wajah seorang gadis secara samar – samar. Davion terkejut dan mengucek matanya.

“ah, mungkin hanya perasanku saja”katanya

Lambat laun mata Davion mulai mengatup secara perlahan – lahan, dan akhirnya Davion tertidur. Tak sengaja dia menjatuhkan Exort di sebelahnya dan tiba – tiba Exort mulai bersinar cukup terang.

Kamis, 05 Mei 2011

Chapter 7. The Gift of Honor

Setelah beberapa saat kemudian, dia mulai mencium bau obat – obatan yg cukup menyengat di hidungnya. Begitu membuka mata, Davion melihat disekelilingnya terlihat seperti ruang medis. Dan pandangannya mulai teralihkan oleh sosok yg sedang berada di sebelahnya.

“oh, kamu sudah sadar ya ?”

“siapa kau ?”tanya Davion

“namaku adalah Chen, disini aku bertugas merawat para prajurit SENTINEL yang terluka. Dan sepertinya kau adalah hero baru yang dibawa oleh Furion benarkan ?”

“ya namaku Davion. Dan terima kasih sudah merawatku”kata Davion

“jangan berterima kasih padaku nak. Berterima kasihlah pada Alleria, dia menemukanmu ketika kau pingsan dan kau juga harus banyak istirahat agar kondisi mu membaik”jelas Chen

“baik Chen, aku akan menuruti nasehatmu. Lagi pula aku memang agak sedikit lelah setelah pertarungan tadi”kata Davion sambil merenung kejadian tadi.

“yah, kalau begitu aku akan tinggalkan kau sendirian, beristirahatlah kau sangat membutuhkanya” kata Chen sambil meninggalkan Davion sedirian.

Dua hari telah berlalu, kini Davion sedang berlatih tanding dengan Sven di lapangan. Lalu datanglah Furion bersama istrinya Mirana NightShade.

“selamat pagi, para prajurit yg berani” salam Furion

“pagi Furion, Mirana” jawab mereka berdua. Mirana menjawab dengan anggukan saja.

“Davion bagaimana dengan keadaanmu ?”

“yah, aku baik - baik saja setelah beristirahat beberapa hari yg lalu”

“bagus, sekarang kalian berdua akan aku beri misi” kata Furion

“apa pun itu kami siap” jawab Davion dan Sven dengan mantap

“baiklah misi kalian adalah berpatroli di sekitar line bawah, karena para pengintai melihat sekelompok Undead sedang menuju kesana. Jadi kalian harus bisa mempertahankan Line tersebut. Apa ada yg kurang jelas ?” jelas Furion

“siapa yg memimpin serangan itu ?” tanya Sven

“kalau tidak salah, namanya Kael Suntrides” jawab Furion

“kau bilang Kael Suntrides ?”tanya Davion dengan sedikit terkejut

“ya, memangnya kenapa Davion ?”

“ya ada apa Davion ?” tanya Mirana

“dia dulu adalah Komandan ku....”jawab Davion dengan kepala tertunduk

“apa yang terjadi sebenarnya Davion ?”tanya Sven yg agak penasaran

“ketika Qual-Thalas diserang Undead. Dia sudah berusaha meminta bantuan kepada bangsa Human, Night Elf dan, Orc. Tapi tidak ada yg datang membantunya, sejak itu beliau dendam dengan pasukan aliansi yg disebut dengan SENTINEL karena dia merasa kalau bangsa Blood Elf tidak dianggap. Karena itu dia bergabung dengan SCOURGE demi membalaskan dendamnya” jelas Davion tentang cerita masa lalu Kael.

“tapi bukankah Lina Inverse dan Nortrom itu Blood Elf ?”tanya Furion dengan penasaran

“ya awalnya juga aku terkejut mereka ada disini, tapi sepertinya mereka kabur dari Kael karena tidak suka dengan para Scourge itu”

“hmm i see, jika memang dia memiliki sisi baik mungkin kita bisa menyadarkanya...”pikir Furion

“tapi bukan kah akan menjadi bahaya besar jika dia ada disini” kata Mirana dengan cemas.

“tenang sayangku, jika yg dikatakan Davion itu benar. Maka masih ada harapan untuk merekrut prajurit baru untuk melindungi World Tree ini”

“aku harap juga begitu”

“nah Davion aku ingin memberikanmu ini, sebagai hadiah karena kau berhasil mengalahkan Doombringer”

Lalu Furion mengeluarkan sebuah perisai yg cukup unik bagi Davion.

“apa itu Furion ?”

“ini adalah Vanguard. Perisai ini milik para Ksatria Gul’dan. Perisai ini akan milindungi siapa pun pemiliknya dan menyembuhkan luka mereka selama berada di bawah lindungannya. Terimalah hadiah ini”kata Furion menyerahkan Vanguard.

“terima kasih Furion”

“sama – sama, dan Mirana kau tidak lupa membawanyakan ?”

“tentu saja tidak sayangku”

Lalu dari tas punggung Mirana keluarlah sebuah kapak yg cukup besar dan agak berkilau.

“terimalah ini Sven, kurasa kau sangat membutuhkanya”

“Wow, BattleFury !!! sudah lama aku menginginkannya. Terima kasih Furion, sekarang akan aku tempa pedang besarku dengan BattleFury agar kekuatanya bisa menyamai pedangmu itu”kata Sven dengan bersemangat.

“nah kalian bersiap – siaplah dulu kami berdua akan pergi ke Tavern untuk mencari penjaga Tower di Line tengah dan atas”

Furion dan Mirana langsung pergi dengan menggunakan skill teleport milik Furion. Sedangkan Sven pergi ke tukang Pandai Besi untuk menempa pedangnya dengan BattleFury. Dan Davion pergi ke kamarnya untuk mempersiapkan dirinya. Lalu Lina Inverse datang ke kamarnya.

Tok.... tok...... “Davion apa kau di dalam ?” tanya Lina

“ya, masuklah”

Lalu Lina masuk kedalam kamar Davion, sedangkan sang pemilik kamar sedang mempersiapkan dirinya.

“ada apa Lina ?”

“begini, hm..... aku hanya datang untuk......”

“untuk apa ?”tanya Davion yg bingung melihat tingkah laku Lina

“untuk ini....”
Langsung saja Lina mencium pipi Davion. Dan wajah Davion langsung memerah dan terkejut setelah menerima ciuman dari Lina.

“Lina.... apa yg kau lakukan ?”

“itu sebagai hadiah terima kasihku, karena sudah menyelamatkanku”kata Lina dan langsung meninggalkan Davion yg masih kebingungan.

“jarang sekali aku mendapat hadiah dari orang lain”kata Davion sambil memegang pipinya yg dicium Lina. Setelah selesai berkemas Davion langsung menemui Sven yg sedang berada di Acient Protector lvl 3 di Line bawah.

“hei.... kenapa lama sekali ?”

“ah....., maaf aku tadi sedang mengemas barang – barangku”

“hei..., apa itu ?”sambil menunjuk pipi Davion

“ah....., ini.... er....”jawab Davion gelgapan

“hahahahaha, ternyata kamu dapat ‘hadiah’ dari seseorang ya ?”

“ah sudahlah, lebih baik kita cepat berangkat !”jawab Davion dengan mukanya yg menjadi merah karena digoda Sven. Dan mereka pun langsung berangkat ke Acient Protector lvl 1 line bawah.

Senin, 25 Oktober 2010

Chapter 6. Playing with Fire

Di sebuah hutan lebih tepatnya dipinggir sungai terlihat seorang Blood Elf wanita sedang bertarung dengan para Undead. Dia terlihat sangat kewalahan menghadapi mereka karena jumlah mereka cukup banyak. Terlebih lagi pemimpin mereka yaitu Lucifer sang Doombringer menggunakan Artefak yg cukup langka yaitu Aghanim Scepter.

“hahahaha..........., menyerah saja kau gadis kecil !!! kau tidak akan bisa mengalahkanku”

“sial....., dimana bala bantuan yg di janjikan Rylai”kta Blood Elf wanita itu.

“oh....,jadi kau menunggu bala bantuan ya ?. sayang sekali ketika mereka datang kau sudah menjadi santapan para ghoulku. Terima INI DOOM !!!”

Sang Doombringer langsung mencast skillnya dan sang blood Elf tersebut sudah pasrah menerima nasibnya. Begitu api yang dilempar Doom hampir mengenainya tiba – tiba api itu sudah di tepis seseorang dengan menggunakan tameng.

“apakah ibumu tidak pernah mengajarimu kalau bermain api itu berbahaya?. Jika kau ingin api, terima ini !!!”kata pemuda itu.

“ka.....kau, kau yang waktu itukan ?”

“ya, dan sekarang aku akan menghabisimu Doom”kata pemuda itu yang tidak lain adalah Davion.

Lalu Davion melihat sang Blood Elf dan berkata.

“kau sebaiknya kembali saja ke markas, biar aku yang menahan mereka disini”

“tapi mereka terlalu banyak, kau pasti tidak akan kuat mengalahkan mereka semua”

“tenang saja bagiku mereka tidaklah lebih dari sampah”

“tapi.....”

“nona Inverse, aku perintahkan kau untuk segera pergi dari sini !!!”perintah Davion

“tunggu dulu dari mana kau tahu namaku ?”

“nanti aku jelaskan, sekarang cepat pergi !”

“ba.... baik”kata Lina Inverse

Lalu Lina menuruti perintah Davion dan langsung pergi ke markas SENTINEL. Dan kini hanya ada Davion dan Doom saja di tempat itu.

“kau menyuruh gadis itu pergi, pasti karena kau takut kalau dia melihatmu mati ya kan ?”kata Doom mengejek Davion

“tidak, aku menyuruh dia pergi karena aku takut dia ketakutan jika melihatmu mati. Iblis jelek”balas Davion

Doom langsung menjadi marah dan menyerang Davion. Dia langsung menahan serangan Doom dengan tamengnya.

“hah, Cuma segitu aja ?. membosankan”kata Davion mengejek Doom

“kau……grhhhhhhh, Terima ini DOOM !!!”

Doombringer langsung mencast ultinya dan langsung mengenai Davion. Berkat tambahan kekuatan dari Aghanim Scepter kekuatan DOOM milik Lucifer menjadi kuat. Davion terkena telak serangan Doom, dan dia mulai kewalahan menghadapinya.

“Hahahahah, bagaimana bocah ?, apa kau sudah kesakitan ?, itulah akibatnya jika kau mengejek ku !”

“sial, kalau begitu aku juga akan menggunakan Itemku Armllet of Moridigian”

Langsung saja disekeliling tubuh Davion terdapat aura. Aura berwarna hitam dan kekuatan Davion menjadi 2x lipat dari sebelumnya.

“nah, sampai dimana kita tadi ?, sekarang kesenangan akan di mulai”

Davion langsung menerjang Doom. Dia langsung menggunakan perisainya untuk menstun Doom. Lalu dia langsung menghajar Doom dengan cepat berkat kekuatan dari Armllet dan serangannya bisa menghasilkan Critical berkat kekuatan dari Crystalyst. Namun lama-kelamaan kekuatan Davion mulai menurun akibat diserap oleh Armllet.

“ukh, aku harus cepat menghabisinya sebelum kekuatanku habis”pikir Davion.

“ternyata kau boleh juga bocah, tapi sayang yang akan memenangkan pertarungan ini adalah AKU !!!”

“aku rasa tidak, Elder Dragon Form !!!”

Tiba – tiba tubuh Davion berubah menjadi seekor naga biru yang kuat. Dengan serangan es yang dimilikinya ditambah dengan kecepatan yg didapat dari Armllet dan critical yg didapat dari crystalyst. Kekuatan Davion dalam dragon form menjadi lebih besar. Dia langsung menyerang Doom dengan nafas esnya dan membuat Doom menjadi lelet, hingga Hp Doom tersisa 300an sedangkan Davion tersisa 465.

“mati lah KAU !!!, Fire Breath !!!”

Dengan sekali sembur Doombringer langsung menemui ajalnya. Dan Davion pun langsung kembali ke bentuk manusianya. Nafas agak terengah – engah, dia berjalan ke arah mayat Doom.
“sayang sekali kau padahal, kau lawan yg kuat, yang pernah kutemui. Tapi selama aku kuat, aku tidak akan terkalahkan. Beristirahat lah dengan tenang Doom”

Lalu Davion mengambil Aghanim Scepter dari tubuh Doom dan kembali ke markas SENTINEL. Di tengah perjalanan dia merasa agak kelelahan dan pandangannya mulai pudar.

“ahk sial, kenapa tubuh terasa berat ?”

Lalu dia melihat Armllet yg masih mengeluarkan aura hitamnya.

“sial……, aku lupa untuk menonaktifkan”

Dengan tenaga yang tersisa dia melepaskan Armllet dari tangannya. Dan dia berhasil, namun tenaganya banyak terkuras dan akhirnya dia jatuh pingsan.

Minggu, 10 Oktober 2010

Chapter 5. The Armllet Of Morridigian

Setelah itu Furion mengantarkan Davion ke sebuah Tavern disana terdapat berbagai ras yg hidup bersama demi melindungi World Tree. Disana dia juga melihat seseorang yg dulu dia kenal.

“Purist ?”

“oh, Davion !!! lama tak jumpa”kata pria berambut pirang yg membawa palu besar.

“ya sejak kau ikut nona Jaina ke kalimdor”

“oh, tunggu sebentar aku kenalkan kau dengan temanku, Sven kemari !!!”

Lalu datanglah seseorang yg membawa pedang besar dan postur tubuhnya cukup kekar.

“ada apa Purist ?” Tanya Sven.

“begini Sven ini temanku Davion aku ingin mengenalkanya padamu”

“hmm....., sepertinya dia cukup kuat juga, sampai – sampai Furion sendiri yg merekrutnya”kata Sven sambil mengamati Davion.

“ah, tidak juga..... sebenarnya aku bergabung dengan SENTINEL karena aku ingin balas dendam”

“balas dendam !?, memangnya apa yg telah terjadi di desamu ?”Tanya Purist.

“ada iblis yg bernama Doombringer yg menyerang desaku, tapi aku hampir berhasil mengalahkanya. Tapi sayang dia berhasil kabur”kata Davion dengan geram nyebut nama Doom.

“ya aku mengerti perasaanmu tapi setelah membunuhnya tak akan menghentikan perang ini. Target kita Cuma satu yaitu The Lich King”

Lalu datang seorang wanita berkerung biru mendekati Purist dkk.

“Purist tolong ak.. aku”kata wanita itu dengan sedikit rintihan.

“ada apa Rylai ?, apa yg terjadi ?”

“line tengah Acient Protector lvl 1 sedang diserang oleh Scourge. Aku dan Lina sudah berusaha mempertahankannya tapi mereka terlalu kuat.... dan Lina kini sedang sedirian mempertahakannya..”kata Rylai sambil menahan rasa sakitnya.

“siapa yg memimpin serangan itu ?”Tanya Sven.

“Doombringer”jawab Rylai

Begitu mendengar nama Doombringer, Davion langsung menjadi geram dan langsung menanyakan arah line tengah.

“ke mana arah line tengah ?”

“dari sini lurus saja, dan siapa kau ?”Tanya Rylai

“siapa aku tidaklah penting, yg penting aku akan mengalahkanya”kata Davion sambil keluar dari Tavern. Namun dia dihadang oleh Sven.

“wow, tunggu sebentar jagoan kau tidak mungkin akan mengalahkanya tanpa peralatan perang”kata Sven sambil menghentikan Davion di depan pintu Tavern.

“jangan halangi aku Sven !!!”teriak Davion

“yang dikatakan Sven benar Davion, kau tidak bisa mengalahkanya. Karena itu kau perlu perlengkapan dan aku tahu dimana kau bisa mendapatkanya”

Sementara itu....

“argh.. !!! aku tidak percaya kalau ada manusia yg bisa mengalahkanku, lain kali jika kita bertemu lagi akan aku habisi dia” kata DoomBringer.

“tidak tanpa ini....” kata seseorang yg misterius

“siapa kau ?” tanya Doom

“aku Leragas sang pedagang, Kel’thuzard mengirimku kemari untuk memberikanmu ini...”balas Leragas “dia berpikir kalau kau membutuhkan...ah er... pertolongan”

“dan apa itu ?”
Leragas langsung mengeluarkan sebuah Scepter yg memiliki hiasan sebuah gem berwarna biru.

“ini adalah Aghanim Scepter, ini dapat meningkatkan kekuatan Doom mu dan kau bisa mengunakanya dengan kekuatan penuh”

“hahahaha..... bagus sekali” kata Doom “nah sekarang kau boleh pergi”

Ketika Lucifer menerima Scepter tersebut dia juga menerima sepucuk surat. Dan dia membacanya.

“hmm apa ini ? aku penasaran mungkin ini instruksi dari Kel’thuzard. Hmmm........ Lucifer kau berhutang padaku sebesar 6200 gold tertanda Kel’thuzard.”

Lalu keadaan hening senjenak






“BRENGSEK !!!”

Sementara itu dimarkas SENTINEL.

“ada yg bisa ku bantu ?” tanya seorang pedagang senjata

“hmm begini temanku ini membutuhkan perlengkapan. Dia ini hero baru disini” kata Purist sambil menunjuk Davion.

Lalu pedagang tersebut mengamati Davion, dan lalu dia berkata.

“hmmm....., aku punya Item begus untukmu, tunggu sebentar”

Pedagang tersebut pergi kebelakang dan kembali sambil membawa sebuah sarung tangan.

“ini cobalah”

“apa ini ?” tanya Davion

“ini adalah Armllet Of Moridigian, item ini dapat menambah tenaga dan Damagemu menjadi 2x lipat dan dia juga akan menyerap semua tenagamu, tapi dengan kebaikanya dia tidak menyerap semua tenagamu hingga kau mati. Jadi berhati – hatilah menggunakan item tersebut”

“ya aku mengerti, dan bisakah kau menempa pedangku dengan ini...”

Lalu Davion mengeluarkan bungkusan yg berisikan sebuah pedang yg bersinar yg cukup menyilaukan.

“Davion i....ini....”

“ya Crystalyst milik ayahku. Ini merupakan satu – satunya yg dia tinggalkan untuk ku. Jadi aku ingin pedangku ini memiliki kekuatannya”

“coba aku lihat. Hmmm...... beri aku waktu beberapa menit”

Setelah beberapa menit.

“ini pedangmu tuan. Kini pedang anda ini memiliki kekuatan seperti Crystalyst yg anda berikan tadi”kata sang pedagang sambil menyerahkan pedang Davion
Davion menerima pedang itu dan mengayunkannya ke udara.

“sempurna, seperti yg aku inginkan”kata Davion dan langsung menyarungkan pedangnya” dan aku butuh sepatu itu”menunjuk sepasang sepatu.

“oh Phase boot, pilihan yg sempurna tuan. Ada yg kau butuhkan lagi ?”

“tidak ada, dan berapa ini semua ?”

“oh anda tidak usah membayar, semua tagihan ini akan di urus oleh Agron sang assiten keuangan di SENTINEL. Jadi anda tidak usah membayar”

“nah Davion kau sudah punya perlengkapan jadi pergilah ke Line tengah sekarang. Disana mungkin Lina sudah kewalahan menghadapi serangan dari Undead tersebut. Aku akan menyusulmu nanti”

“baiklah Purist, aku pergi dulu”

Chapter 4. Destiny

Davion kembali ke wujud manusianya, dia langsung mengemas barang – barangnya dan bersiap untuk pindah.
Lalu datang seorang Night Elf dihadapanya. Seorang Druid dengan Staff of Wizarddy.

“si..... siapa kau ?” tanya Davion

“aku adalah Furion...... kami membutuhkan bantuanmu untuk melindungi World Tree dari serangan bangsa undead”

“disini sudah tidak ada lagi yg tersisa yg ada hanya kenangan yg sedih. Ya aku akan membantumu”

Lalu mereka pergi ke markas para sentinel, pasukan penjaga World Tree yg berada di gunung Hyjal dengan mengunakan Town Portal Scroll. Lalu dia melihat World Tree dan berjanji.

“aku tahu kalian sudah tiada...., tapi aku yakin aku tidak sendiri. Karena kalian selalu bersamaku di hatiku dan di jiwaku. Ayah .... ibu aku berjanji aku akan melindungi World Tree dari para Undead”

...The SON becomes the MOTHER, and The MOTHER becomes the SON....

Rabu, 29 September 2010

Chapter 3. Dragon Form Within

Suatu hari desanya diserang oleh sekelompok pasukan undead. Mereka menyerang semua orang, dia sudah kelelahan melindungi desanya tapi mereka terlalu kuat dan para undead itu di pimpin oleh iblis yg bernama Doombringer. Doombringer membakar tanah di sekitarnya. Lalu api tersebut menyerang semua orang yg berada di sekitarnya termasuk ayahnya, pasukanya, dan keluarganya.

“AYAHH !!!!!!” teriak Davion “tidak... tidak.... TIDAKKKK !!!!”

Lalu Davion mendengar suara bisikan yg cukup lembut dan sangat dikenalnya.

“Davion.....”

“ibu....”

“ya nak...., ini ibu. Tetaplah kuat anakku, karna kau adalah bagian dari naga. Dan ingatlah selalu aku selalu bersamamu.... di hatimu,dan di jiwamu

.....The SON becomes the MOTHER, and the MOTHER becomes the SON" kata ayah dan ibunya bersamaan.

Lalu tubuh Davion tiba – tiba berubah dan sebuah sinar yg cukup terang menyelimutinya. Lalu dia berubah menjadi seekor naga biru yg kuat. Dia langsung melepaskan amarahnya dan menyerang semua undead itu. Dan dia juga melepaskan sebuah nafas api yg membuat semua undead itu menjadi abu. Dan kini hanya tersisa Doombringer disana.

“kau cukup hebat juga, tapi sekuat apapun kau tidak bisa menghentikanku DOOM !!!”kata Doombringer sambil mengcast skillnya yaitu LVL ?Death tapi itu tidak berguna. Davion yg memiliki kemampuan seekor naga yaitu meregenerasi luka dalam sekejap dapat menyembuhkan semua lukanya

“Tidak akan.... kau ku biarkan menyakiti yg lemah lagi !!!!ROAR!!!”

Davion menggunakan ekornya untuk mencambuk dan membuat pusing Doombringer dan menyerangnya sekuat tenaga. Tapi Doom berhasil menghindar dengan mengunakan Kellen’s Dagger of escape dan mengunakan Town Portal Scroll.

“kita akan bertemu lagi Human....”