Selasa, 11 Oktober 2011

Chapter 9. The Orb, The Girl, and The...........

Keesokan harinya matahari telah terbit dan menerangi kamar Davion. Secara perlahan dia membuka matanya dan dilihatnya ada seorang gadis sedang tidur disampingnya. Kemudian dia menutup matanya lagi, ketika membuka matanya lagi dia langsung terkejut dan terjatuh dari kasur.

“Waaaaaaaaaa.............”teriak Davion yg membuat semua penghuni Tavern ke kamarnya.

“ada apa Davion ?”tanya Purist yang masih mengenakan piyamanya bersama Hero lainnya.

“i....itu......”kata Davion terbata – bata sambil menunjuk kasurnya.

Ketika semua menoleh ke arah kasur, mereka terkejut bukan mainnya.

“Astaga Davion, apa yang kau lakukan pada gadis itu !?”tanya Purist

“aku gak ngelakuin apa – apa kok, sumpah “kata Davion

“Wow Davion ternyata kau hebat juga, baru beberapa hari disini kau sudah bisa bawa cewek”kata Rikimaru

“aku gak tahu sejak kapan dia ada di sebelahku”jelas Davion

Tiba – tiba gadis itu bangun dan melihat sekelilingnya

“.........”

“e...... se......selamat pagi......”sapa Davion bersama hero cowok lainnya

“KYAAAAA!!!!!. Breathe Fire !!!!”

Langsung saja gadis tersebut mengcast skillnya yg mirip dengan Davion dan hampir membakar semua orang termasuk Davion.

“Wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.............”

Beberapa saat kemudian.

“hehehe.........., maaf aku gak sengaja, habis kalian bikin kaget” kata gadis itu.

“ya gak apa – apa kok, kami mengerti”kata Davion bersama hero lainnya dengan badan dan wajah yang gosong akibat disembur gadis itu.

“hm...., bwt kau siapa ?”tanya Purist

“berapa umurmu ?”tanya Sven

“dan apa kau mau berkencan denganku ?” tanya Rikimaru
Plang !!!!!, suara kepala Rikimaru yang dipukul dengan perisai oleh Davion.

“itu pertanyaanku idiot”

“hei santai saja, baiklah namaku Exort, The Guardian of Phoneix soul, ngomong – ngomong apa kalian lihat saudari – saudariku ?, apa Kael tidak menceritakanya pada kalian ?”tanya gadis yang bernama Exort tersebut. Semuanya langsung saling memandang dengan wajah bingung.

Sementara itu di markas Scourge

“ah, bagaimana ini.........”kata Kael sambil jalan mondar – mandir.

“kenapa kau sangat mencemaskan Orb itu Kael ?, kau kan masih punya dua Orb. Jadi santai lah”kata Isf’Kafel sambil menyeruput bir yang berwarna merah darah.

“kau tidak mengerti Isf’Kafel !, itu sangat berharga bagiku”kata Kael sedikit membentak.

“sepenting itukah Orb itu bagimu ?”kata Isf’Kafel menatap tajam Kael.

“ya, sangat penting. Karena ada sesuatu yg kau tidak ketahui tentang ketiga Orb ini Isf’Kafel”

“lalu apa rencanamu ?”

“tentu saja akan aku rebut kembali Exort meski nyawa taruhannya”kata Kael dengan mantap, namun ada sosok dari arah belakang mereka yang terlihat sedang mengawasi mereka.

Kembali ke markas Sentinel

Semua hero sedang berkumpul di sekitar World Tree seperti sedang mengadakan pertemuan. Dan pertemuan itu dipimpin oleh Furion sang Prophet.

“nah gadis muda ceritakan siapa kau dan semua masa lalumu”kata sang Druid dengan bijak.
“terima kasih Druid yang agung. Aku adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Kami lahir kembar tiga, aku Exort lalu dua saudariku Quas dan Wex. Orang tua kami sangat miskin jadi sejak lahir kami dititipkan di panti asuhan. Waktu terus berlalu dan ketika dewasa, kami baru menyadari kalau kami memiliki kekuatan untuk mengendalikan sihir. Aku mengendalikan Api lalu Quas mengendalikan Es, dan Wex mengendalikan listrik. Kami pun terus melatih diri kami dan akhirnya kami menjadi penyihir terhebat di daerah kami. Suatu hari negara tetangga mendeklarasikan perang terhadap kerajaan kami. Kami bertiga dikirim untuk menjaga kerajaan kami. Awalnya sang raja ragu namun dia percaya pada kami. Kami pun bertempur melawan sejumlah batalion pasukan musuh, namun kami menang dan akhirnya kerajaan kami menang. Tapi tubuh kami mengalami radiasi akibat kekuatan yang kami keluarkan. Akhirnya kami dijauhi oleh orang – orang, kami pun meminta bantuan sang raja. Tapi sang raja malah mengusir kami dari kerajaan, namun berkat kebaikan sang ratu. Beliau menyarankan kami ke Dalaran untuk menemui seorang penyihir terhebat, tapi aku lupa siapa namanya. Cerita pun berlanjut saat kami berada di Dalaran dia meminta kami agar kami di kurung dalam sebuah Orb untuk mejaga agar radiasi dari tubuh kami tidak melukai orang sekitar. Kami pun setuju dan dia berjanji akan melepaskan kami jika efek radiasi kami sudah hilang, namun (mulai menangis) kami tidak pernah dilepaskan bahkan kami dijadikan senjata oleh mereka”kata Exort dengan sedih

“ah...., aku tahu kalau tidak salah ketika perang Magi ke II dan III”kata Nortom

“ya, boleh aku lanjutkan ?”tanya Exort

“tentu”kata Davion

“lalu akhirnya kami di kurung dalam sebuah ruangan selama bertahun – tahun. Wex, sejak lahir dia bisu namun, dia memiliki cara berkomunikasi dengan telepati. Dia juga bisa membaca pikiran orang, tapi tidak semuanya. Dia berusaha mencari orang yang bisa mendengarnya dan ketika Dalaran hancur, dia akhirnya bisa mencari orangnya. Dan orang itu adalah Kael’thas Suntrides. Dia bisa mendengar suara Wex dan dia bersedia melepaskan kami. Namun semua kekuatan sihirnya tidak bisa melepas segel kami. Di tengah keputusasaan munculah seorang Prophet, dan dia berkata kami akan lepas jika disentuh oleh Half – Dragonic. Dan Kael pun mengembara bersama kami untuk mencari Half – Dragonic itu. Awalnya aku tidak percaya kalau Davion adalah Half – Dragonic. Tapi ketika bertarung dengan Kael, kau berubah menjadi naga. Dan itu bukan naga biasa, kau berubah menjadi Arc Honist, sang dewa para naga”jelas Exort

“apa yang kukatakan itu benar kan ! kalian saja tidak percaya”kata Sven pada Purist dan Rylai

“apa itu benar Davion ?”tanya Furion

“ya, itu benar”kata Davion tertunduk lesu

“akhirnya setelah sekian tahun, kau kembali untuk melakukan perang yang telah lama kau tinggalkan”kata Furion bangkit dari tempat duduknya.

“apa yang kau bicarakan Furion ?”tanya Davion dengan wajah bingung bersama hero lainnya

“kami mendapat ramalan bahwa akan ada orang yang merupakan reinkarnasi dari sang Dewa naga dan akan kembali untuk membantu kami dalam perang ini. Awalnya kami ragu jika ramalan itu akan terjadi, tapi takdir berkata lain kini dia kembali dan bersama kami disini”kata Mirana menjelaskan perkataan Furion.

“nah Davion, er...maksudku Arc Honist dengarkan lah tugas yang akan..........”

“maaf, aku tidak kenal dengan namanya Arc Honist. Tapi selama disini aku adalah Knight Davion, dan bukan Arc Honist”tegas Davion kepada Sang Druid agung.

“baiklah, Knight Davion, The Dragon Knight. Tugasmu adalah menjaga nona Exort dan temukan Kael beserta dua Orb yang dibawanya. Apa aku sanggup menerima tugas ini ?”

“aku sanggup, My Lord”jawab Davion dengan membungkuk didepan Furion.

“baik, pertemuan akan aku bubarkan, terima kasih atas kehadirannya”kata Furion yang pergi bersama Mirana dengan skill teleport miliknya. Semua orang disana kembali ke perkerjaannya masing – masing. Purist langsung menghapiri Davion dan Exort bersama Rikimaru, Sven, Lina dan Rylai.

“hei dewa naga”sapa Purist

“huh, sudah ku bilang jangan panggil aku begitu”jawab Davion dengan ketus.

“hahahaha............, santai saja. hei mari kita pergi ke Tavern milik Mangix. Dia memiliki Tavern terlengkap yang ada”ajak Sven

“ide bagus, lagi pula aku agak sedikit lapar”kata Rikimaru

“hei, Exort malam ini kau tidur ditempat ku saja bersama Rylai”kata Lina

“hmm, boleh juga, kebetulan aku ingin berkenalan dengan yang lainnya”kata Exort dengan gembira

“kau tidak keberatankan Rylai ?”tanya Lina

“tentu tidak, lagi pula aku takut jika terjadi apa – apa sama Exort, dia kan masih baru. Dia belum tahu semua sifat orang – orang disini apalagi Gondar dan Riki. Mereka berdua kan sifatnya mesum >.<”kata Rylai

“hei, aku tidak seperti itu kok!!!”teriak Rikimaru”lagi pula aku gak akan macem – macem dengan gadis cantik seperti Exort”kata Rikimaru

“hah, kau ini. Bohongnya keliatan banget tuh”kata Davion

Rikimaru langsung salting setelah mendengar kata Davion dan semua orang disana tertawa melihat tingkah laku Rikimaru.

Sementara itu ditengah hutan Ashenville........

“tenang Exort........ hah........., aku akan datang”